Sabtu, 11 Mei 2013

THE DRAGONBORN : FINDING THE TRUE POWER

THE DRAGONBORN : FINDING THE TRUE POWER



Created by ; bima arif putra(Firenze)
sumber ide  : the elder scrolls v : skyrim
Assalamu’alaikum
Eheheh..
 ini lanjutan dari Cerita “The Dragonborn” yang pernah aku buat sebelumnya :D, ingat ! Cerita ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan tokoh ya maap :D, okey inilah kisahnya :

 Perkenalkan namaku Arthur Da Firenze, aku adalah seorang Dragonborn, Dragonborn adalah orang yang memiliki keturunan darah naga dan bisa mengeluarkan Shoutnya,
3 bulan lalu, aku berhasil mengalahkan Alduin raja dari semua Naga.
Dunia sekarang sudah aman, tetapi aku masih memiliki firasat yang buruk!, agar firasat burukku itu tidak terjadi, maka aku akan mencari kekuatanku yang sebenarnya sebagai seorang Dragonborn.
 Suatu hari dibulan Juni tahun 54, aku pergi berpetualang bersama pasanganku, ya siapa lagi kalau bukan Lidya?, satu-satunya orang yang bisa mengerti aku setelah orangtua ku,
  Setelah 3 jam berjalan kaki, aku melihat sebuah kota bernama Whiterun , kota yang letaknya di arah barat daya dari gua tempatku tinggal bersama Lidya,
pada saat aku berjalan mendekati pintu gerbang untuk memasuki kota, ada seekor Frost Dragon yang terbang diatas kepalaku dengan sangat cepat!, dia menghadang kami !,setelah itu, dia menyemburkan air yang sedingin batu es dengan sangat ganas !, untunglah ada batu yang cukup besar untuk aku dan Lidya berlindung sementara,
Setelah beberapa menit berlindung, ada seorang prajurit dari kota Whiterun  melihat aku dan Lidya yang tidak bisa berkutik karena diserang oleh Frost Dragon, setelah melihat kami tidak bisa berbuat apa-apa, selain bersembunyi dibalik batu, dia pun meminta bantuan, beberapa menit kemudian dia datang dan membawa bala bantuan, Naga itu pun diserang oleh para prajurit dengan anak panah yang terbuat dari baja,
Tidak jarang ada anak panah yang menembus kulit si Frost dragon, Frost dragon pun tampak sangat kesakitan!, lalu aku keluar dari persembunyian, dan langsung mengeluarkan shout ku yaitu "Fush Roh Dah!", naga itupun terpental, tetapi tidak terlalu jauh, paling hanya 5 meteran, aku pun dengan sigap naik ke atas kepala naga itu, lalu menusuk ubun-ubun kepala naga itu berulang-ulang kali dengan Iron Swordku,
Setelah 5 x menusuk kepala naga itu dengan sekuat tenaga, akhirnya   naga itu pun Mati dengan mengenaskan, lalu aku menjauh darinya, dan seperti biasa, naga itu pun tiba-tiba terbakar  dan seperti biasa, ada Aura mistis berwarna merah,hijau,putih dan biru masuk ke sela-sela tubuhku,
  Setelah semua aura mistis itu masuk ke tubuhku, aku perhatikan kepala naga itu, ternyata ada sebuah kata-kata(word) sama seperti yang aku lihat dulu, saat pertama kali melawan naga dihutan, aku perhatikan tulisan itu dan ternyata tulisan itu membentuk huruf "Rosh,El,Dah!", lalu aku pun ingin mengikuti kata-kata itu, untuk mencegah hal yang tidak diinginkan seperti saat aku mencoba shout pertamaku, yaitu "Fush Roh Dah", aku pun menengok ke atas sebelum mengucapkan word itu,
 Setelah merasa aman, aku lalu mempraktikan word yang aku lihat itu, "Rosh...Elll..Dahhh!" Ucapku dengan teriak, lalu benar saja, aku mengeluarkan semburan air sedingin es yang sangat banyak!, aku coba terus-terusan selama 4 menit,

  Setelah 4 menit, aku pun merasa sangat pusing, tanpa sadar aku pun pingsan,
 Beberapa jam kemudian aku tersadar dan sudah berada didalam sebuah kamar, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku, aku lalu berdiri dengan tubuh yang masih lemas, datang menghampiri pintu itu, setelah aku buka pintunya ternyata ada dua orang prajurit Whiterun, "Arthur Da Firenze?" dia bertanya, "iya" jawabku, " Arthur, aku disini dengan Sakai diperintahkan untuk membawamu ke Dragonreach" katanya kepadaku dengan nada tegas, "baiklah" jawabku dengan santai

  Setelah itu, aku dikawal menuju Dragonreach, tempat tinggal Rajanya yang bernama Jarl of Whiterun, setelah aku sampai, aku langsung diberi beberapa pertanyaan, "Apakah kamu Arthur Da Firenze sang Dragonborn?" Tanyanya,  "iya, memang kenapa?" Jawabku, "tidak apa-apa, oh iya, apakah kamu sudah mengalahkan Alduin?"  dia bertanya lagi, "tentu saja sudah,itu kan tugasku" jawabku enteng, "ohh,jadi begitu?, coba kamu jelaskan apa yang terjadi di perkampungan helgen!" Bentaknya, "Helgen?, memang apa yang terjadi dengan Helgen?" Tanyaku, "Helgen, sebuah desa yang berada dibarat jika kau berjalan dari kota ini, tadi malam baru saja diserang oleh Alduin!" Jawabnya, "apa?!!, Alduin sudah aku kalahkan pada saat aku melawan dia di Alduin wall!"Jawabku, "apakah kau melihatnya terbakar seperti naga-naga yang engkau kalahkan sebelumnya?" Tanyanya dengan serius, "T.t...tidak" jawabku dengan ragu, "berarti dia belum Mati!" Bentaknya, "Alduin tidak mungkin kalah secepat itu!, ingat  Alduin adalah raja dari semua naga!, bukan seekor rusa yang sangat mudah kau kalahkan!, kau baru bisa mengalahkannya jika kau mempunyai Shout Dragonrend dan Elder Scrolls !" Jelasnya, "Elder Scrolls?, benda apa itu?" Tanyaku penasaran, "aku tidak terlalu tau apa itu Elder Scrolls, tapi kau bisa bertanya kepada The Graybeards di sebuah gunung di barat  tepatnya di High Hrothgar" jawabnya,
tiba-tiba aku teringat tentang Lidya, aku pun bertanya "apakah ada wanita bernama Lidya tadi disini?", "ada, dia sedang berada dikamar tamu" jawabnya singkat, aku pun bergegas menemui Lidya lalu mengajaknya mencari  The Graybeards yang berlokasi di sebuah gunung di barat,
  Singkat cerita, aku bersama Lidya pun pergi ke gunung yang berada di barat,
setelah lebih dari 4 jam perjalanan dari Whiterun menuju pegunungan yang ada di barat, akhirnya….. aku belum sampai juga (“-_-), aku dan Lidya pun memutuskan berkemah disini, “Lidya, aku ingin kamu mendirikan tenda disini, lalu aku akan pergi mencari kayu bakar dan beberapa hewan yang bisa diburu” ucapku kepada Lidya, “baiklah” jawabnya singkat,  setelah aku dan Lidya setuju dengan tugas masing-masing, aku pun pergi mencari hewan.
Aku pun berjalan menelusuri hutan yang bersalju, setelah beberapa menit berjalan kaki, aku melihat sebuah sungai dengan air yang tidak terlalu deras, dan aku melihat ada beberapa ikan salmon untuk ditangkap dan dijadikan makanan, aku mencoba menangkap ikan itu dan ternyata dapat 5, setelah merasa cukup, aku pun memutuskan untuk balik ketenda, tiba-tiba aku melihat sebuah peti, seperti peti harta karun, aku pun mendekati peti itu dan mencongkel lobang kuncinya dengan Iron Daggerku, setelah 1 menitan mencoba, akhirnya peti itu pun berhasil terbuka, dan aku melihat sebilah pedang yang saaangat bagus, aku lalu melihat tulisan di gagang pedang itu membentuk kata “daedric”, jadi yaa kunamakan menjadi Daedric Sword of Arthur,
Setelah itu, aku pun sudah sangat ingin pulang ketenda tempatku dan Lidya untuk beristirahat, setelah hanya tinggal 6 meter jarakku untuk sampai ke tenda, tiba-tiba ada seekor Frost Troll datang menyerangku!, aku pun dengan sigap menangkis cakarannya dengan Daedric Sword of Atrhurku, “gila!, dia kuat sekali!” kataku dalam hati, setelah beberapa menit menangkis, Lidya datang dan lalu membantuku, dia menusuk punggung Troll itu dengan pedangnya, “gruahhhhh,hrahhhhh!!!” teriak Troll itu, tiba-tiba Troll itu mendorongku hingga aku terjatuh, ternyata Troll itu berbalik menyerang Lidya dengan sangat ganas!, lalu dengan menggunakan kukunya yang tajam , dia pun menusuk perut Lidya!, “akhh…” rintih Lidya, lalu Lidya pun tidak sadarkan diri karena lukanya itu, “tidak!!, Lidya!!” teriakku, lalu aku pun mencoba bangkit, dengan Daedric Sword of Arthurku,
  Tiba-tiba Troll lari ke arahku dengan posisi menyerang!, aku pun harus berpikir cepat sebelum troll itu membunuhku, tiba-tiba aku teringat shout terbaruku, “Rosh…El…Dah!!!”, seketika Troll itu pun langsung membeku, lalu aku mendekati Troll itu, dan tanpa basa-basi aku penggal kepalanya.
  Setelah itu aku pun langsung menghampiri Lidya yang sedang terluka parah, lalu aku bawa dia ke tenda, dan merawatnya disana, aku pun memperbani luka bekas tusukan Troll itu,
setelah aku perbani, aku membakar ikan salmon yang aku tangkap tadi sebagai bekal, aku hanya memasak 3 ikan salmon, ketika sudah matang, aku langsung menyantap 1 ikan salmon itu, aku suapi Lidya dan aku pun menjaga dia sampai pagi.
 Setelah matahari mulai terbit, Lidya bangun,dan langsung aku beri sebotol air segar, “bagaimana keadaanmu Lidya?” tanyaku, “ahh, tidak apa-apa, aku akan membaik, ayo kita lanjutkan perjalanan!” jawabnya dengan semangat, “baiklah” ucapku dengan nada gembira.
  Setelah 2 jam perjalanan, akhirnya aku dan Lidya pun sampai di High Hrothgar, aku pun langsung mengetuk pintunya yang terbuat dari emas, setelah mengetuk pintu itu 4 kali, akhirnya ada sesorang yang memakai jas abu-abu datang, “siapa kau,wahai anak muda?” tanyanya sopan, “aku adalah Arthur Da Firenze sang Dragonborn” jawabku, “Dragonborn?!!” dia terkejut mendengar jawabanku, “baiklah, masuklah ke dalam” perintahnya, akhirnya aku dan Lidya pun masuk ke dalam High Hrothgar, banyak sekali hiasan-hiasan dari tulang naga, dan dari kulit naga, tiba-tiba ada 3 orang yang berpakaian sama seperti dia datang menghampiri aku dan Lidya , aku dan Lidya pun masuk dalam posisi siaga, aku ambil Daedric Sword of Arthurku, ”apa-apaan ini?!, siapa kalian semua?!!” tanyaku dengan nada membentak, “ohh, jangan takut Arthur, kami semua datang mau membantumu, tapi dengan satu syarat” ucap salah satu dari mereka yang berbadan paling tinggi, “apa syarat itu?” tanyaku penasaaran, ”kau hanya perlu menunjukan bahwa kau adalah seorang Dragonborn”  jawabnya, “baiklah”, lalu aku mengeluarkan Shout ku yang pertama yaitu, “Fush Roh Dah!!!” ternyata aku lupa memperhatikan keamanan saat menggunakan Shout ku, aku langsung saja mengeluarkan Shout , dan benar saja seseorang dari mereka yang berbadan lumayan gemuk terpental keatap dan jatuh lagi ke tanah dengan kerasnya (“-_-), “ehh, maaf” ucapku lugu, “pffffttt, tidak apa-apa” kata salah satu dari mereka yang berbadan normal sambil menahan tawa, “kau enak bilang tidak apa-apa, tapi badanku hampir remuk tau!(“-_-)” ucap salah satu dari mereka yang tadi terkena Shout ku, “selamat datang kembali Dragonborn, kami telah menanti sejak lama untuk kedatangan mu” ucap yang paling tinggi, dan terlihat seperti pemimpin dari The Graybeards, “Aku Alex” ucap yang paling tinggi, “aku Damor (“-_-)” ucap yang paling gemuk, “aku Frankenstein” ucap yang berbadan normal, “dan aku Alamin” ucap yang paling kurus, “baiklah Dragonborn, kami sudah cukup mengenalkan diri kami, sekarang kau harus kami beri latihan untuk mengeluarkan Shout agar kau bisa cepat membunuh Alduin! Dan agar dunia ini damai, nahh apakah kau sudah siap untuk berlatih?” ucap Alex, “sudah” jawabku singkat
  Lalu setelah itu mereka membawaku keluar lagi, tetapi lewat pintu belakang, lalu dia mengeluarkan magicnya, dan membentuk huruf  WULDNAHHKESTT! “nahh Dragonborn, bacalah tulisan itu, setelah kau hafal tulisan itu, cobalah berlari dengan Shout itu dari sini ke gerbang itu dalam waktu 30 detik” perintah Alex sambil menunjuk gerbang yang ada di depan mataku, setelah aku benar-benar hafal tulisan itu, aku berlari dengan mengucapkan Shout terbaruku yaitu “WULD NAHH KESHHH!”, tiba-tiba aku berlari secepat angin, bahkan mungkin lebih cepat!, setelah melewati gerbang aku mencoba berhenti, “wow!, ini Shout yang paling keren!” ucapku dengan nada senang,
“baiklah sekarang giliranku mengajarimu” ucap Damor, lalu dia pun mengeluarkan magic yang hampir sama, setelah itu munculah sebuah kata “
TIIDKLOUI!, aku pun langsung mempraktekannya “TIID KLO UI!!!”, tiba-tiba semua mahkluk yang ada disitu bergerak lambat sekali kecuali aku, efek dari Shout ini berlangsung 1 menitan, setelah satu menit semua kembali normal, “Shout yang cukup keren” kataku,
“sekarang giliranku” ucap Alamin, dia lalu mengeluarkan magicnya dan membentuk huruf “
KRIILUNAUSS!, “sebelum mengucapkan Shout ini, apakah kau punya hewan yang sudah mati?” tanyanya, “ada, seekor ikan salmon” jawabku, “jatuhkanlah ikan salmon itu ditanah, lalu hadapkan wajahmu ke ikan salmon itu, dan ucapkan lah Shout itu” perintahnya, setelah ikan salmon itu kujatuhkan ke tanah dan ku hadapkan wajahku ke ikan salmon itu, aku pun mengucapkan Shout yang diberi oleh Alamin “KRII,LUN,AUS!!”, tanpa ku sangka, ikan salmon itu pun hidup kembali dan luka-luka yang ada di tubuh nya pulih kembali, “ini adalah Shout yang sangat berguna!” ucapku,
“sekarang giliranku” ucap Frankenstein, dia lalu mengeluarkan magicnya juga dan membentuk sebuah tulisan juga “
LOKVAHKOOR!, “ arahkanlah Shout ini pada angin atau kabut yang membahayakan” perintahnya, lalu aku berjalan-jalan di sekitar situ, dan aku melihat ada gerbang yang tertutup oleh angin salju yang mematikan!, aku arahkan wajahku ke angin salju itu dan ku ucap kan Shout ku yang baru saja di beri oleh Frankenstein, angin salju itu pun pecah kemana-mana dan membuka sebuah jalan, “nahh, kau telah berhasil Dragonborn, ikuti lah jalan itu menuju Throat of The World, nanti disana kau akan bertemu pemimpin kami yang bernama parthurnaax” ucap Frankenstein, “baiklah!, terimakasih atas bimbingan mu!” jawabku.
“ayo Lidya” ucapku kepada Lidya, “baiklah Arthur” jawabnya singkat
  Setelah 1 jam berjalan kaki, aku pun sampai di Throat of The World, aku melihat ada seekor naga menghampiriku, aku dan Lidya pun masuk dalam posisi siap untuk bertarung, tiba-tiba naga itu berbicara, “aku adalah parthurnaax.., aku pemimpin dari the greybeards, siapa engkau wahai anak muda?”, “aku Arthur Da Firenze sang Dragonborn”, “ahah jadi kau sang Dragonborn itu ya?, mau apa kau datang kemari?” tanyanya, “aku datang kemari untuk mencari cara membunuh Alduin!” jawabku dengan serius, “baiklah kalau begitu, kau lihat batu yang ada di sebelah kananku ini?,nama batu ini adalah volcano, coba kau baca tulisan yang ada dibatu itu!” perintahnya, setelah aku perhatikan, ternyata tulisan di batu itu membentuk kata “The Elder Scrolls V”, “The Elder Scrolls V ?, benda apa itu?” tanyaku penasaran, “itu adalah sebuah gulungan, hanya dengan gulungan itu kau bisa belajar Shout Dragonrend untuk mengalahkan Alduin, tetapi, gulungan itu telah hilang berabad-abad lalu setelah Alduin kembali.” jawabnya, “bagaimana caraku menemukan gulungan ini?” aku bertanya lagi, “ikutilah instingmu Dragonborn, instingmu akan membawamu kepada gulungan itu” jawabnya, “baiklah” ucapku singkat, lalu aku dan Lidya mencari jejak The Elder Scrolls V itu.
-to be continued   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar